Masjid_Raya_Akbar_At-Taqwa
Masjid_Raya_Akbar_At-Taqwa

Masjid_Raya_Akbar_At-Taqwa

Tiada masalah yang dinyatakan. Sila tentukan isu, atau alih keluar templat ini.Masjid Besar Akbar At-Taqwa adalah masjid yang terletak di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Indonesia, dan ia berfungsi sebagai masjid utama kota Bengkulu. The groundbreaking masjid yang bermula pada tahun 1988 dan pembinaan selesai pada tahun 1989. Masjid ini menyerupai bangunan istana era kolonial seperti yang dilihat dari taman, dan luas dengan susunan taman di halaman dan alun-alun kecil di halaman istana. Masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Bengkulu ini didirikan dekat rumah Presiden RI pertama, Soekarno, saat diasingkan oleh pemerintahan kolonial Belanda. Selain ada taman di halaman masjid, terdapat juga teras berbentuk koridor panjang yang mengelilingi ruang utama. Koridor dengan deret tiang penyangga berbentuk bulat berwarna putih yang dipadu dengan pagar besi membuat masjid Raya Akbar At-Taqwa semakin terlihat mirip istana. Keunikan yang menjadi ciri khas masjid ini adalah kubah bulat namun bertingkat tiga layaknya kubah limas. Dan sekilas mirip terbang dalam film-film luar angkasa. Di baian dalam masjid dapat terlihat tata ruang yang cukup minimalis. Tidak banyak detail ornamen yang terdapat di masjid tersebut. Dinding yang dibiarkan polos dengan mengendalikan warna natural marmer yang melapisinya. Bila di masjid lain kubah bagian dalam biasanya dihias berbagai lukisan dan kaligrafi, di sini dibiarkan polos. Yang ditampilkan hanya visualisasi materi pembuat kubah, yakni alur-alur kayu yang diberi warna krem muda. Di bagian tengah plafon kubah juga terdapat lampu hias yang menggantung bergaya klasik minimalis. Hanya ada sejumlah titik lampu kecil tanpa dikombinasikan dengan material lain yang biasanya akan mempercantik tampilan lampu dari kubah tersebut. Mihrab yang menjadi sentralisasi visual pun tidak banyak diberi hiasan. Bagian ini hanya dibedakan dengan keramik yang bernuansa gelap abu-abu di latar belakang dan ruangan yang menjorok masuk berbentuk kotak dengan gaya pigura ruang berlapis. Gaya klasik kolonial ini sebenarnya cukup unik, mengingat masjid dibangun pada tahun 1998, jauh setelah era kolonialisme di Indonesia. Namun, kombinasi gaya klasik kolonial dengan sentuhan minimalis terbukti berhasil menegaskan jati diri Masjid Raya Akbar At-Taqwa yang berbeda dengan masjid-masjid lain di Indonesia.