Rujukan Rusuhan_Stonewall

  1. Seingat pegawai Stonewall tidak ada bocoran akan ada penggerebekan malam itu, seperti biasanya dilakukan polisi. Menurut Duberman (p. 194), memang ada desas-desus kalau bakal ada razia, tetapi razia dilakukan lebih larut malam daripada biasanya. Oleh karena itu, manajemen Stonewall menganggap bocoran itu tidak akurat. Berhari-hari setelah penggerebekan, salah seorang pemilik bar mengeluh kalau tidak ada peringatan sebelumnya, dan kalau razia itu diperintahkan oleh Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak yang berkeberatan botol-botol minuman keras di sana tidak dipasangi meterai cukai yang berarti minuman beralkohol tersebut ilegal. David Carter memberikan informasi (p. 96–103) yang mengindikasikan Mafia pemilik Stonewall dan manajernya memeras pelanggan kaya, terutama yang bekerja di Wall Street. Mereka tampaknya mendapat lebih banyak uang dari pemerasan daripada penjualan minuman di bar. Carter menyimpulkan bahwa ketika polisi tidak bisa lagi menerima suap dari pemerasan dan pencurian obligasi dapat diperdagangkan (didapat dengan cara menekan pelanggan gay dari Wall Street), mereka memutuskan untuk menutup Stonewall Inn selama-lamanya.
  2. Menurut ingatan orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut, termasuk laporan dari surat-surat dan siaran berita, deskripsi wanita yang melawan polisi itu saling bertentangan. Sementara beberapa saksi mata mengaku penyebab massa menjadi marah adalah seorang wanita yang dikasari oleh polisi, beberapa orang juga mengingat kalau ada beberapa "wanita lesbian" yang sudah melawan balik ketika masih di dalam bar. Setidaknya seorang lesbian sudah berdarah ketika dibawa keluar dari bar (Carter, p. 152–153). Craig Rodwell (dalam Duberman, p. 197) menulis bahwa penangkapan wanita itu bukanlah peristiwa utama yang memicu kekerasan, melainkan salah satu dari beberapa kejadian bersamaan: "yang ada hanya sekelompok, massa yang marah".
  3. Saksi Morty Manford berkata, "Tidak ada keraguan dalam pikiranku kalau orang-orang itu secara sengaja dibiarkan tanpa penjagaan. Aku pikir ada semacam hubungan antara manajemen bar dan polisi setempat, jadi mereka tidak benar-benar mau menangkap orang-orang itu. Tapi mereka harus setidaknya terlihat seperti sedang melakukan pekerjaan mereka." (Marcus, p. 128.)
  4. Bertahun-tahun setelah terjadinya kerusuhan ini, kematian ikon gay Judy Garland pada awal pekan 22 Juni 1969 dikaitkan sebagai faktor signifikan dalam kerusuhan, tetapi tidak ada seorang pun peserta unjuk rasa Sabtu dini hari yang ingat kalau nama Garland disebut-sebut. Tidak ada catatan tertulis dari sumber-sumber tepercaya tentang kerusuhan ini mengatakan Garland sebagai alasan untuk membuat rusuh. Walaupun demikian, satu catatan sarkastik dari sebuah terbitan heteroseksual memperkirakannya. (Carter, p. 260.) Meski Sylvia Rivera ingat bahwa dia merasa sedih dan terkejut setelah pemakaman Garland pada Jumat 27 Juni, dia berkata bahwa dia tidak merasa ingin keluar rumah tetapi nantinya berubah pikiran. (Duberman, p. 190–191.) Bob Kohler yang sebelumnya sering berbincang dengan pemuda tunawisma di Sheridan Square, berkata, "Kalau orang berbicara mengenai kematian Judy Garland ada hubungannya dengan kerusuhan, itu membuatku gila. Anak-anak jalanan menghadapi kematian setiap hari. Mereka tidak takut kehilangan apa pun. Dan mereka tidak peduli soal Judy. Kita bicara soal anak-anak yang umurnya empat belas, lima belas, enam belas. Judy Garland adalah jantung hati setengah umur milik gay kelas menengah. Aku jadi marah soal ini karena rumor ini meremehkan segalanya." (Deitcher, p. 72.)
  5. Rivera diberi sebuah bom Molotov (tidak ada catatan saksi mata tentang bom Molotov pada malam pertama meski terjadi banyak pembakaran) yang dia kenali hanya karena dia pernah melihatnya di siaran berita: "Aku seperti, 'Apa yang harus kulakukan dengan ini?' Lalu anak itu berkata, "Oh, aku akan menyalakannya, dan kamu melemparnya.' Dan aku seperti, 'Baiklah. Kau menyalakan, aku melemparnya,' karena kalau bom itu meledak, aku tidak mau meledak di badanku.' Memang sulit menjelaskannya, kecuali peristiwa itu harus terjadi pada suatu hari...." (Deitcher, p. 67.)
  6. Seorang pengunjuk rasa perlu dijahit untuk memperbaiki sebuah lutut yang pecah akibat tongkat malam, seorang lainnya kehilangan dua jari terjepit pintu mobil. Saksi mengingat bahwa beberapa dari "anak laki-laki paling feminin" paling parah dipukuli.(Duberman, p. 201–202.)

Rujukan

WikiPedia: Rusuhan_Stonewall http://www.huffingtonpost.com/karl-frisch/media-co... http://www.imdb.com/title/tt0464189/ http://cityroom.blogs.nytimes.com/2009/06/22/polic... http://www.columbia.edu/cu/lweb/eresources/exhibit... http://www.nps.gov/nhl/designations/samples/ny/sto... http://prpm.dbp.gov.my/ http://prpm.dbp.gov.my/Cari1?keyword=contoh&d=3762... http://www.democracynow.org/2009/6/26/stonewall_ri... http://www.nycgovparks.org/parks/M012/highlights/1... http://www.nycpride.org