Kebudayaan Orang_Melayu_Loloan

Menurut surat khabar Utusan Malaysia, sekitar 75 peratus dari sekitar 60 ribu penduduk Melayu Bali di Loloan masih menggunakan bahasa Melayu.[4] Namun pelbagai bahasa Melayu yang digunakan tersebut telah diadaptasi dan dipengaruhi bahasa Bali sehingga juga disebut sebagai base Loloan atau omong kampung.[5][6] Hidangan khas masyarakat Melayu Bali adalah pecel ayam kampung dan kopyor yang terutama dihidangkan pada bulan Ramadan.[5] Majoriti suku Melayu Bali menganut agama Islam. Kepercayaan beberapa masyarakat suku Melayu Bali turut dipengaruhi oleh animisme dan takhayul.[3]

Rumah-rumah panggung Melayu masih digunakan masyarakat Melayu Bali di Loloan tetapi jumlahnya hanya tinggal beberapa puluh unit saja. Menurut budayawan dan sesepuh Loloan, Haji Musadat, keturunan Melayu Bali saat ini lebih memilih membangun rumah dengan arsitektur moden dan menjual rumah panggung yang dibahagikan sebagai warisan.[4][7] Pintu depan rumah panggung Loloan menghadap ke timur untuk mencegah penghuninya terganggu saat salat yang berkiblat ke barat.[3]