Wimple adalah sejenis
penutup kepala zaman pertengahan Eropah dipakai oleh
wanita. Ia adalah secepis kain yang biasanya menutupi
kepala dan juga menutup pada
leher dan
dagu. Pada banyak peringkat budaya zaman pertengahan ia tidaklah kebiasaan untuk seorang wanita berkahwin untuk menunjuk kepalanya. Suatu wimple mungkin be elaborately starched, and creased and folded in prescribed ways, even supported on wire or wicker framing (
cornette). Para wanita Itali meninggalkan penutup kepala mereka pada abad ke-15, atau menggantikan mereka dengan gauze transparen, dan menunjuk hiasan rambut cantik mereka. Dobi cantik dan hiasan rambut cantik menunjukkan kedudukan, dan dalam itu sesetengah pemakaian Both elaborate laundry and elaborate braiding demonstrated status, in that such grooming was being performed by others.
Geoffrey Chaucer in his
Canterbury Tales has the
Wife of Bath and also the
Prioress depicted wearing them. Today the wimple is worn by some
nuns who still don the traditional
habit. Para wanita yang memakai wimple adalah sebenarnya mematuhi ayat tersebut pada 1 Corinthians 11:5 dalam
Perjanjian Baru: "Tetapi setiap wanita yang bersembahyang atau beramalan dengan kepalanya tidak ditutup tidak memuliakan kepalanya, dan itulah dan adalah sama seperti jikalau rambutnya dicukur."
[1] The
King James Version explicitly lists "wimples" in Isaiah 3:22 as one of a list of female fineries, although the Hebrew term is rendered as shawl or cloak in other versions.
Untuk gambar-gambar wimple, lihat: