Sejarah Cendol

Menurut penyuntng journal makanan Cina, Flavor and Fortune, Jacqueline M. Newman, hidangan cendol memiliki cita rasa Malaysia, mengaitkan kaitan antara jeli dan kacang dalam air batu campur dengan bahan halo-halo ("campur-campur") di Filipina. Dia turut menambah bahawa perhubungan antara Filipina dan negara di Asia Tenggara agak tinggi sekitar 1500-an.[1]

Asal usul cendol tidak jelas, dan minuman manis ini tersebar luas di seluruh Asia Tenggara. Namun, satu saran adalah bahwa cendol berasal dari Jawa, Indonesia sebagai dawet. Catatan tertua yang disebutkan tentang minuman manis dawet adalah naskah Kresnayana, yang berasal dari Kerajaan Kediri sekitar Jawa abad ke-12. Sejarawan menyatakan bahwa penggunaan sagoo atau tepung beras sebagai bahan minuman manis mungkin terjadi pada awal masyarakat pertanian padi di Jawa kuno. Memang, jeli cendol dan variasinya adalah produk pertanian pedesaan, masih diproduksi secara tradisional di desa-desa Jawa. Di Banjarnegara, Jawa Tengah, dawet secara tradisional disajikan tanpa es. Saat ini, bagaimanapun es batu tambahan atau es serut biasanya ditambahkan ke dalam minuman pencuci mulut ini. Ini mungkin menunjukkan bahwa di Jawa tropis, dawet adalah minuman pencuci mulut tradisional yang sudah ada sebelum penggunaan teknologi pendingin, sejak abad ke-12.

Kata "cendol" pertama kali disebutkan pada tahun 1932 sebagai salah satu bahan makanan yang tersedia di Kuala Lumpur sebagaimana dicatat dalam Proyek Concordance Melayu yang mengumpulkan tulisan-tulisan Melayu. Dawet diklaim sebagai asal usul cendol; nama Jawa "dawet" direkam pada awal naskah Jawa abad ke-19 dari Serat Centhini, yang terdiri antara 1814-1823 di Surakarta, Jawa Tengah. Di Jawa, dawet mengacu pada seluruh ramuan jeli cendol hijau, biasanya dibuat dari aren sagoo atau tepung beras, santan dan gula jawa cair (sirup gula kelapa), terkadang nangka yang diiris mungkin ditambahkan.

Di Malaysia, sesetengah pembuat cendol telah menghasilkan cendol selama tiga generasi sejak 1920-an sehingga sekarang, satu tempoh 90 tahun. [2]Cendol sangat digemari masyarakat Malaysia kerana cuaca dan iklim negara Malaysia yang panas.Terdapat pelbagai restoran dan kedai makan yang menyediakan cendol di serata Malaysia.