Pengendalian Pemanasan_global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 peratus setiap tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global pada masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi kesan yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.

Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke kawasan yang lebih tinggi. Beberapa negara tertentu seperti Amerika Syarikat dapat menyelamatkan tumbuhan dan haiwan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfera dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut penyimpanan karbon carbon sequestration). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Kaedah menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak kawasan, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali kerana tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk ladang pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan arang batu atau akuifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norway, di mana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke akuifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, arang batu menjadi sumber tenaga dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, tenaga gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber tenaga. Perubahan tren penggunaan bahan api fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangkan jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, kerana gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan arang batu. Walaupun demikian, penggunaan tenaga terbaharui dan tenaga nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial kerana alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.

Persetujuan internasional

Rencana utama: Protokol Kyoto

Kerjasama antarabangsa diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Pada tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepun, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang peratusan paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong pelepasan mereka ke tingkat 5 peratus di bawah pelepasan tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Syarikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan pelepasan hingga 7 peratus di bawah tingkat 1990; Kesatuan Eropah, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 peratus; dan Jepun 6 peratus. Sisa 122 negara lainnya, sebahagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan pelepasan gas.

Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Syarikat George W. Bush yang baru dilantik mengumumkan bahawa perjanjian untuk pengurangan karbon dioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahawa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Protokol Kyoto tidak berpengaruh apabila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 peratus dari pelepasan gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005.

Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya ketepuan gas-gas rumah kaca di atmosfera. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama kerana negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari pelepasan gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Syarikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri arang batu dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahawa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 miliar dolar AS, terutama disebabkan oleh biaya tenaga. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahawa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 miliar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih efisien.

Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam pencemaran telah dikurangi. Akan tetapi membatasi pelepasan karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam pencemaran tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida.

Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan penalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat pelepasan gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak pencemaran yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit pencemaran di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan pelepasan gas rumah kacanya sangat tinggi. Kerana kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari 5 peratus di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit pelepasan ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Kesatuan Eropah.

Rujukan

WikiPedia: Pemanasan_global http://www.ipcc.ch/ipccreports/ar4-syr.htm http://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar4/wg1/a... http://www.bernama.com/bernama/v3/bm/news.php?id=2... http://books.google.com/books?id=sx6DFr8rbpIC&dq=r... http://www.nature.com/nature/journal/v443/n7108/ab... http://www.pik-potsdam.de/~victor/recent/scheffer_... http://www.dsri.dk/~hsv/SSR_Paper.pdf http://www.fel.duke.edu/~scafetta/pdf/2005GL025539... http://climate.envsci.rutgers.edu/pdf/StottEtAl.pd... http://www.ucar.edu/news/releases/2006/brightness....