Biografi Alfred_Russel_Wallace

Awal hidup

Alfred Wallace lahir di kampung Llanbadoc, berdekatan Usk, Monmouthshire, Wales.[3] Beliau adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan Thomas Vere Wallace dan Mary Anne Greenell. Mary Anne adalah orang Inggris; Thomas Wallace mungkin keturunan Skotlandia. Sebagaimana kebanyakan orang dengan marga Wallace, keluarganya mengklaim sebagai keturunan William Wallace, seorang pemimpin pasukan Scotland selama Perang Kemerdekaan Skotlandia pada abad ke-13.[4] Thomas Wallace memiliki gelar sarjana hukum, tetapi tidak pernah berpraktik dalam bidang hukum. Beliau mewarisi beberapa properti yang menghasilkan pendapatan, tapi investasi buruk dan kegagalan dalam kerja sama bisnis menyebabkan keterpurukan finansial dalam keluarga mereka. Ibunya berasal dari suatu keluarga Inggris kelas menengah di Hertford, bagian utara London.[4] Ketika Wallace berumur lima tahun, keluarganya pindah ke Hertford. Di sana beliau menjadi salah satu murid di Hertford Grammar School sampai kesulitan keuangan membuat keluarganya terpaksa mengeluarkan dia dari sekolah pada tahun 1836, saat usianya 14 tahun.[5]

jmpl|kiri|lurus|Sebuah foto dari otobiografi Wallace yang memperlihatkan bangunan yang dirancang dan dibangun oleh Wallace dan John, saudaranya, untuk Mechanics' Institutes di Neath.

Wallace kemudian pindah ke London untuk tinggal dan bekerja bersama dengan John, kakaknya, yang pada saat itu adalah seorang pembangun magang berusia 19 tahun. Keadaan sementara ini berlangsung sampai William, kakak sulungnya, siap mempekerjakannya sebagai seorang surveyor magang. Selama di London, beliau menghadiri berbagai ceramah dan membaca buku-buku di London Mechanics Institute. Di sini beliau mengenal gagasan-gagasan politik radikal dari para pembaharu sosial Wales iaitu Robert Owen dan Thomas Paine. Dia meninggalkan London pada tahun 1837 untuk tinggal bersama dengan William dan bekerja magang padanya selama enam tahun.

Pada akhir tahun 1839, mereka pindah ke Kington, Hereford, dekat perbatasan Wales sebelum akhirnya menetap di Neath di Glamorgan, Wales. Antara tahun 1840–1843, Wallace melakukan survei tanah di pedesaan Wales dan Inggris bagian barat.[6][7] Bisnis William mengalami kemunduran pada akhir tahun 1843 kerana keadaan ekonomi yang sulit dan Wallace, dalam usianya yang ke-20, kemudian meninggalkan Wales pada bulan Januari.

Kepindahan dan perjalanan awal Wallace ini menjadi kontroversi pada zaman modern berkaitan dengan status kewarganegaraannya. Karena Wallace lahir di Monmouthshire, beberapa sumber telah menganggapnya sebagai orang Wales.[8] Namun beberapa sejarawan mempertanyakan hal ini kerana tidak ada seorang pun dari orangtuanya yang berasal dari Wales, keluarganya hanya tinggal sebentar di Monmouthshire, penduduk Wales yang dikenal oleh Wallace pada masa kecilnya menganggapnya sebagai orang Inggris, dan kerana Wallace sendiri secara konsisten menyebut dirinya sebagai orang Inggris bukannya Wales (bahkan ketika menulis tentang kehidupannya di Wales). Salah seorang akademisi tentang Wallace menyatakan bahawa oleh kerana itu, interprestasi yang paling masuk akal iaitu beliau adalah seorang berkebangsaan Inggris yang lahir di Wales.[9] Perlu dicatat juga bahawa, tidak seperti saat ini, Monmouthshire secara teknis merupakan bagian dari Inggris, bukannya Wales, pada saat Wallace lahir.[10]

Selama beberapa waktu menjadi pengangguran, beliau dipekerjakan di Sekolah Tinggi di Leicester untuk mengajar menggambar, membuat peta, dan melakukan survei. Wallace menghabiskan banyak waktu di perpustakaan Leicester di mana beliau membaca An Essay on the Principle of Population yang ditulis oleh Thomas Malthus, dan bertemu dengan Henry Bates (seorang entomolog) pada suatu petang. Bates saat itu baru berusia 19 tahun, dan telah menerbitkan sebuah makalah tentang kumbang dalam jurnal Zoologist pada tahun 1843. Beliau kemudian bersahabat dengan Wallace dan mulai mengumpulkan serangga bersama-sama dengannya.[11][12] William meninggal dunia pada bulan Maret 1845, dan Wallace terpaksa meninggalkan posisinya sebagai pengajar untuk memegang kendali perusahaan kakak sulungnya itu di Neath, tetapi beliau dan John kakaknya tidak dapat membuat bisnis tersebut berjalan dengan baik. Setelah beberapa bulan, Wallace mendapatkan pekerjaan sebagai seorang insinyur sipil di suatu perusahaan di dekatnya yang sedang melakukan survei untuk sebuah proposal jalan kereta api di Lembah Neath.

Survei lapangan yang dilakukan Wallace membuatnya banyak menghabiskan waktu di alam terbuka daerah pedesaan, sehingga hal ini memungkinkannya menikmati gairah barunya untuk mengumpulkan serangga. Wallace berhasil membujuk John agar bergabung dengannya untuk memulakan sebuah perusahaan arsitektur dan teknik sipil lainnya, yang kemudian menangani sejumlah proyek seperti merancang sebuah bangunan untuk Mechanics' Institutes di Neath; perusahaan tersebut didirikan pada tahun 1843.[13] William Jevons, pendiri institut tersebut, terkesan oleh Wallace dan membujuknya untuk memberikan kuliah sains dan teknik di sana. Pada musim gugur tahun 1846, beliau dan John membeli sebuah rumah dekat Neath, di mana mereka tinggal bersama ibu dan Fanny, saudari mereka (ayah mereka meninggal dunia pada tahun 1843).[14][15]

Selama periode ini, beliau keranjingan membaca dan saling berkirim surat dengan Bates untuk membicarakan Vestiges of the Natural History of Creation (sebuah risalah tentang evolusi yang diterbitkan tanpa nama) karya Robert Chambers, The Voyage of the Beagle karya Charles Darwin, dan Principles of Geology karya Charles Lyell.[16][17]

Eksplorasi dan kajian alam

jmpl|300px|Sebuah peta dari The Malay Archipelago memperlihatkan keadaan geografi secara fisik dari kepulauan itu dan perjalanan Wallace di seluruh wilayah tersebut. Garis hitam tipis menunjukan perjalanan Wallace, dan garis merah menunjukan rangkaian gunung berapi.

Terinspirasi oleh kisah sejarah perjalanan para naturalis sebelumnya, seperti Alexander von Humboldt, Charles Darwin, dan William Henry Edwards, Wallace memutuskan bahawa beliau juga ingin bepergian ke luar negeri sebagai seorang naturalis.[18] Pada tahun 1848, Wallace dan Henry Bates berangkat menuju Brasil dengan kapal Mischief. Tujuan mereka adalah mengumpulkan spesimen serangga dan haiwan lainnya di hutan hujan Amazon untuk koleksi peribadi, menjual duplikatnya kepada museum dan kolektor sekembalinya di Britania agar dapat membiayai perjalanan tersebut. Wallace juga berharap dapat mengumpulkan bukti-bukti terkait transmutasi spesies.

Wallace dan Bates menghabiskan sebagian besar waktu pada tahun pertama mereka dengan melakukan pengumpulan di dekat Belém do Pará, kemudian mereka berpisah untuk melakukan eksplorasi di pedalaman dan terkadang bertemu untuk mendiskusikan penemuan mereka. Pada tahun 1849, mereka sempat bergabung dengan penjelajah muda lainnya, yakni Richard Spruce (seorang ahli botani), bersama dengan Herbert, adik Wallace. Tidak lama setelah itu Herbert meninggalkan mereka (meninggal dunia dua tahun kemudian kerana demam kuning), namun Spruce, sama seperti Bates, masih menghabiskan waktu lebih dari sepuluh tahun lagi untuk melakukan pengumpulan di Amerika Selatan.[19]

Wallace terus melakukan pemetaan Rio Negro selama empat tahun, mengumpulkan berbagai spesimen dan membuat catatan tentang penduduk dan bahasa yang ditemuinya serta geografi, flora, dan fauna wilayah tersebut.[20] Pada tanggal 12 Juli 1852, Wallace kembali ke Britania dengan kapal Helen. Setelah 26 hari di laut, kargo kapal tersebut terbakar dan awak kapal terpaksa meninggalkan kapal. Wallace kehilangan semua spesimen yang beliau bawa dalam kapal tersebut, yang mana kebanyakan dikumpulkannya selama dua tahun terakhir perjalanannya. Beliau berhasil menyelamatkan beberapa catatan dan sketsa pensil serta sedikit lainnya. Wallace dan awal kapal menghabiskan sepuluh hari di perahu terbuka sebelum diselamatkan oleh kapal Jordeson, yang sedang berlayar dari Kuba menuju London. Persediaan bekal Jordeson menjadi genting dengan adanya penumpang-penumpang yang tak terduga, namun setelah suatu babak yang sulit dengan ransum yang sangat sedikit pada akhirnya kapal tersebut mencapai tujuannya pada tanggal 1 Oktober 1852.[21][22]

Setelah kembali ke Britania, Wallace menghabiskan waktu selama 18 bulan di London dengan hidup mengandalkan pembayaran asuransi atas koleksinya yang hilang dan menjual hasil penjualan spesimen yang telah dikirimkan kembali ke Britania sebelum beliau memulakan eksplorasi di Rio Negro. Selama periode ini, meski telah kehilangan hampir semua catatan dari ekspedisinya di Amerika Selatan, beliau menulis enam makalah akademik (termasuk "On the Monkeys of the Amazon") dan dua buku yang berjudul Palm Trees of the Amazon and Their Uses dan Travels on the Amazon.[23] Beliau juga menjalin hubungan dengan sejumlah naturalis Britania lainnya, terutama Darwin.[22][24][25]

jmpl|kiri|Sebuah ilustrasi dari The Malay Archipelago yang menggambarkan katak terbang yang ditemukan Wallace.

Pada tahun 1854–1862, saat usianya 31–39 tahun, Wallace menjelajah berbagai wilayah di Kepulauan Melayu atau Hindia Timur (sekarang Singapura, Malaysia, dan Indonesia) untuk mengumpulkan spesimen-spesimen agar dapat dijual dan untuk mempelajari sejarah alam. Satu set 80 kerangka burung yang beliau kumpulkan di Indonesia dan dokumentasi yang terkait dengannya dapat dilihat di University Museum of Zoology di Universitas Cambridge.[26] Pengamatannya tentang perbedaan zoologi yang mencolok di seberang sebuah selat kecil di kepulauan tersebut membuatnya mengusulkan batas wilayah geografi haiwan yang sekarang dikenal dengan istilah Garis Wallace.

Wallace mengumpulkan lebih dari 126.000 spesimen di Kepulauan Melayu (termasuk lebih dari 80.000 kumbang). Beberapa ribu darinya mewakili spesies baru dalam ilmu pengetahuan pada saat itu.[27] Selama perjalanan ini, salah satu deskripsi spesies darinya yang banyak dikenal adalah katak pohon yang dapat terbang meluncur (Rhacophorus nigropalmatus), yang dikenal sebagai katak terbang Wallace. Ketika beliau sedang menjelajahi Kepulauan Melayu, beliau mempertajam pemikirannya mengenai evolusi dan mendapatkan wawasannya yang terkenal tentang seleksi alam. Pada tahun 1858, beliau mengirimkan sebuah artikel kepada Darwin yang berisikan uraian teorinya; artikel tersebut lalu diterbitkan, bersama-sama dengan suatu penjelasan dari teori Darwin sendiri, pada tahun yang sama.

Catatan mengenai petualangan dan kajiannya di sana akhirnya diterbitkan pada tahun 1869 dengan judul The Malay Archipelago, yang mana menjadi salah satu buku terpopuler seputar eksplorasi ilmiah dari abad ke-19, dan hingga sekarang terus dicetak ulang. Karyanya itu dipuji para ilmuwan seperti Darwin (yang kepadanya buku tersebut didedikasikan) dan Charles Lyell, serta kalangan selain ilmuwan seperti Joseph Conrad yang menyebutnya sebagai "pendamping di sisi ranjang" favoritnya dan menggunakan buku tersebut sebagai sumber informasi bagi beberapa novelnya (terutama Lord Jim).[28]

Kembali ke Inggris, menikah dan mempunyai anak

jmpl|lurus|Foto A.R. Wallace yang diambil di Singapura pada tahun 1862

Pada tahun 1862, Wallace kembali ke Inggris, di mana beliau tinggal bersama Fanny Sims, saudarinya, dan Thomas suaminya. Sambil memulihkan diri dari perjalanan yang telah dilakukannya, Wallace mengelola koleksinya dan memberikan sejumlah ceramah mengenai petualangan dan penemuannya di berbagai komunitas ilmu pengetahuan, misalnya Zoological Society of London. Kemudian pada tahun yang sama beliau mengunjungi Darwin di Down House, dan menjalin persahabatan dengan Charles Lyell dan Herbert Spencer.[29] Sepanjang tahun 1860-an, Wallace menulis berbagai makalah dan memberi ceramah-ceramah untuk memperjuangkan pemikirannya mengenai seleksi alam. Bersama Darwin, beliau juga membahas berbagai topik, misalnya seleksi seksual, warna peringatan, dan kesan yang mungkin terjadi akibat seleksi alam pada hibridisasi dan perbedaan spesies.[30] Pada tahun 1865 beliau mulai menjajaki spiritualisme.[31]

Setelah setahun berpacaran, pada tahun 1864 Wallace bertunangan dengan seorang wanita muda yang dalam otobiografinya hanya diidentifikasikannya sebagai "Miss L". Miss L adalah putri dari Lewis Leslie, teman Wallace dalam permainan catur.[32] Namun wanita tersebut memutuskan pertunangan mereka sehingga Wallace menjadi sangat kecewa.[33] Pada tahun 1866 Wallace menikahi Annie Mitten. Wallace dikenalkan dengan Mitten oleh Richard Spruce, seorang ahli botani yang telah bersahabat dengan Wallace sejak di Brasil dan juga teman baik dari ayah Annie Mitten, William Mitten, seorang ahli tumbuhan lumut. Pada tahun 1872, Wallace membangun sebuah rumah beton yang disebut The Dell, di atas tanah yang disewanya di Grays, Essex, di mana beliau tinggal sampai tahun 1876. Pasangan Wallace dan Mitten memiliki tiga anak iaitu Herbert (1867–1874), Violet (1869–1945), dan William (1871–1951).[34]

Kesulitan keuangan

Pada akhir tahun 1860-an dan tahun 1870-an, Wallace sangat mengkhawatirkan keadaan keuangan keluarganya. Saat beliau berada di Kepulauan Melayu, penjualan spesimen-spesimen menghasilkan uang yang jumlahnya lumayan besar, yang diinvestasikan secara hati-hati oleh agen penjual spesimen-spesimen Wallace. Namun sekembalinya ke Britania, Wallace melakukan serangkaian investasi yang buruk dalam proyek jalan kereta api dan tambang sehingga menyia-nyiakan sebagian besar uangnya. Beliau lalu menyadari bahawa dirinya sangat membutuhkan dana dari hasil penerbitan The Malay Archipelago.[35]

Meskipun mendapat bantuan dari teman-temannya, beliau tidak pernah bisa memperoleh pekerjaan dengan gaji permanen seperti seorang kurator dalam museum. Agar keuangannya tetap sehat, Wallace mengerjakan penilaian ujian pemerintah, menulis 25 makalah untuk diterbitkan antara tahun 1872 dan 1876 dengan upah rendah, dan memperoleh bayaran dari Lyell dan Darwin untuk membantu penyuntingan beberapa karya mereka.[36]

Pada tahun 1876, Wallace memerlukan tambahan £500 dari penerbit The Geographical Distribution of Animals agar dapat terhindar dari keharusan menjual beberapa properti pribadinya.[37] Darwin sangat menyadari kesulitan keuangan yang dialami Wallace dan melakukan lobi yang lama serta berat agar Wallace mendapatkan uang pensiun dari pemerintah atas kontribusi seumur hidupnya demi ilmu pengetahuan. Ketika Wallace dianugerahkan uang pensiun tahunan sejumlah £200 sejak tahun 1881, kestabilan posisi keuangannya terbantu dengan penghargaan tersebut beserta tambahan penghasilan dari tulisan-tulisan yang dibuatnya.[38]

Aktivisme sosial

John Stuart Mill terkesan dengan berbagai pernyataan yang mengkritik masyarakat Inggris yang dimuat oleh Wallace dalam The Malay Archipelago. Mill memintanya bergabung dengan komite umum dalam Asosiasi Reformasi Kepemilikan Tanah yang dipimpinnya, tetapi asosiasi tersebut dibubarkan setelah wafatnya Mill pada tahun 1873. Wallace hanya menulis sedikit artikel tentang masalah-masalah sosial dan politik antara tahun 1873–1879, dan ketika berusia 56 tahun beliau terlibat secara serius dalam perdebatan tentang kebijakan perdagangan dan reformasi pertanahan. Beliau meyakini bahawa tanah pedesaan seharusnya dimiliki oleh negara dan disewakan kepada orang-orang yang akan memanfaatkannya dengan cara apa pun yang menguntungkan sebagian besar orang sehingga dapat mematahkan kekuasaan yang sering disalahgunakan oleh para tuan tanah kaya dalam masyarakat Britania. Pada tahun 1881, Wallace terpilih sebagai presiden pertama dari Perhimpunan Nasionalisasi Tanah yang baru dibentuk. Pada tahun berikutnya beliau menerbitkan sebuah buku tentang subjek tersebut, iaitu Land Nationalisation; Its Necessity and Its Aims. Beliau mengkritik kebijakan perdagangan bebas Britania Raya kerana dampak negatifnya pada orang-orang dari kelas pekerja.[25][39] Pada tahun 1889, Wallace membaca Looking Backward karya Edward Bellamy dan menyatakan dirinya sebagai seorang sosialis.[40] Setelah membaca Progress and Poverty, buku terlaris pada saat itu karya Henry George, seorang reformis progresif dalam pertanahan, Wallace menggambarkannya sebagai "Tidak diragukan lagi adalah buku yang paling luar biasa dan penting dari abad ini."[41]

Wallace menentang eugenika, suatu gagasan yang didukung oleh para pemikir evolusi terkemuka lainnya pada abad ke-19, dengan alasan bahawa masyarakat masa kini terlalu korup dan tidak adil dengan membuat penentuan yang dianggap masuk akal tentang apa yang layak atau tidak layak.[42] Dalam artikel "Human Selection" pada tahun 1890, beliau menuliskan, "Mereka yang berhasil dalam perlombaan mengejar kekayaan sama sekali tidak berarti yang terbaik atau yang paling cerdas ...".[43] Pada tahun 1898, Wallace menuliskan sebuah makalah yang memperjuangkan suatu sistem uang kertas murni, tanpa didukung oleh perak atau emas, yang mana membuat Irving Fisher (seorang ekonom) sangat terkesan sehingga beliau mendedikasikan buku Stabilizing the Dollar karyanya pada tahun 1920 kepada Wallace.[44]

Wallace juga menulis topik-topik politik dan sosial lainnya seperti dukungannya bagi hak suara perempuan, dan beliau berulang kali menulis tentang bahaya dan kemubaziran militerisme.[45][46] Dalam sebuah esai yang diterbitkan pada tahun 1899, Wallace menyerukan pendapat populer agar bersatu menentang peperangan dengan menunjukkan kepada orang-orang: "... bahawa semua perang modern merupakan kedinastian; bahawa semuanya disebabkan oleh ambisi, kepentingan, kecemburuan, dan keserakahan yang tak terpuaskan dari kekuasaan para penguasanya, atau dari kelas-kelas atas dalam hal finansial dan perniagaan yang memiliki kekuasaan dan pengaruh atas para penguasanya; dan bahawa hasil peperangan tidak pernah baik bagi masyarakat, yang bahkan menanggung semua bebannya".[47] Dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh Daily Mail pada tahun 1909, dalam masa pertumbuhan penerbangan, beliau mengusulkan suatu perjanjian internasional untuk melarang penggunaan pesawat demi tujuan militer, dengan argumentasi yang melawan gagasan tersebut: "... bahawa kengerian yang baru ini 'tak terelakkan', dan bahawa yang dapat kita lakukan hanyalah yakin dan berada di barisan depan para pembunuh udara —kerana jelas tidak ada istilah lain yang secara tepat dapat menggambarkan bagaimana dijatuhkannya, katakanlah, sepuluh ribu bom saat tengah malam di sebuah ibu kota musuh dari penerbangan pesawat-pesawat udara yang kasat mata."[48]

Pada tahun 1898, Wallace menerbitkan sebuah buku berjudul The Wonderful Century: Its Successes and Its Failures tentang berbagai perkembangan pada abad ke-19. Bagian pertama buku tersebut mencakup berbagai kemajuan utama dalam bidang teknik dan ilmu pengetahuan pada abad tersebut; bagian kedua membahas apa saja yang dianggap Wallace sebagai kegagalan sosial seperti: kehancuran dan kesia-siaan perlombaan senjata dan peperangan, maraknya kaum miskin di perkotaan dan keadaan-keadaan berbahaya tempat mereka tinggal dan bekerja, suatu sistem peradilan pidana yang keras yang gagal memulihkan para pelaku kejahatan, berbagai pelanggaran dalam sistem kesehatan mental berbasis sanatorium milik swasta, kerusakan lingkungan yang disebabkan kapitalisme, dan kejahatan kolonialisme Eropa.[49][50] Wallace tetap melanjutkan aktivisme sosialnya selama sisa hidupnya; beliau menerbitkan buku The Revolt of Democracy hanya beberapa minggu menjelang wafatnya.[51]

Karya ilmiah lanjutan

Wallace melanjutkan kajian ilmiahnya sambil tetap membuat ulasan-ulasan sosial. Pada tahun 1880, beliau menerbitkan Island Life sebagai kelanjutan dari The Geographic Distribution of Animals. Pada bulan November 1886, Wallace mengawali perjalanannya selama 10 bulan ke Amerika Serikat untuk memberikan serangkaian ceramah populer. Kebanyakan ceramah tersebut adalah tentang Darwinisme (evolusi melalui seleksi alam), tetapi beliau juga berceramah tentang reformasi sosial ekonomi, spiritualisme, dan biogeografi. Dalam perjalanan tersebut beliau bertemu kembali dengan John, kakaknya yang telah hijrah ke California beberapa tahun sebelumnya.Beliau juga menghabiskan waktu selama seminggu di Colorado dengan dipandu oleh Alice Eastwood, seorang ahli botani Amerika, untuk mengeksplorasi flora di Pegunungan Rocky dan mengumpulkan bukti-bukti yang kemudian membuatnya mengajukan sebuah teori tentang bagaimana glasiasi dapat menjelaskan adanya kesamaan tertentu pada flora pegunungan Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Teori tersebut beliau terbitkan pada tahun 1891 dalam makalah "English and American Flowers". Wallace bertemu dengan banyak naturalis terkemuka lainnya dari Amerika dan melihat-lihat koleksi mereka. Buku Darwinism karyanya pada tahun 1889 menggunakan informasi yang beliau kumpulkan saat perjalanannya di Amerika, dan informasi yang telah beliau himpun sebagai bahan ceramah-ceramahnya.[52][53]

Wallace mengumpulkan banyak sekali koleksi flora dan fauna yang disimpannya di "lemari-lemari". Hanya satu dari koleksi-koleksi ini yang tetap berada dalam lemari aslinya. Semua koleksi tersebut terdiri dari 1.700 serangga dari beragam jenis termasuk kupu-kupu, kumbang, ngengat, cangkang, lalat, lebah, belalang sembah, tarantula, polong biji, sebuah sarang lebah, dan seekor burung kecil. Seorang kolektor bernama Robert Heggestad menemukan koleksi/lemari ini di Washington, D.C. pada tahun 1979 dan membelinya seharga $600 (tidak diketahui siapa yang telah mengumpulkannya). Heggestad mulai mendokumentasikan referensi-referensi dalam karya Wallace dengan spesimen-spesimen yang terdapat dalam lemari tersebut, sehingga menghasilkan laporan sebanyak 62 halaman yang mendukung teori bahawa koleksi tersebut dulunya adalah milik Wallace. Beliau juga mempekerjakan Beverley East, seorang grafolog, untuk melakukan verifikasi tulisan tangan pada koleksi tersebut. Inilah satu-satunya koleksi peribadi yang diketahui milik Wallace dan masih berada dalam lemari aslinya. Saat ini diyakini bahawa Walace mengumpulkan spesimen-spesimen itu dalam lemari rosewood untuk tujuan pembelajaran.[54][55][56]

jmpl|lurus|Makam Wallace di Pemakaman Broadstone di Broadstone, Dorset, yang dipugar oleh A. R. Wallace Memorial Fund pada tahun 2000. Di makamnya terdapat sebuah fosil batang pohon setinggi 2,1 m dari Portland yang terpasang pada sebuah batu kapur Purbeck.

Kematian

Pada tanggal 7 November 1913, Wallace meninggal dunia dalam usia 90 tahun di rumah desa besar (country house) "Old Orchard" miliknya.[57] Wafatnya diberitakan secara luas di media. The New York Times menyebutnya "yang terakhir dari para raksasa dalam kalangan intelektual hebat yang antara lain meliputi Darwin, Huxley, Spencer, Lyell, dan Owen, yang penyelidikan beraninya merevolusi dan mengevolusi pemikiran abad ini." Komentator lainnya dalam edisi yang sama mengatakan, "Tidak perlu ada permintaan maaf atas beberapa kebodohan ilmiah atau literer yang dibuat penulis dari buku hebat 'The Malay Archipelago'."[58]

Beberapa teman Wallace mengemukakan bahawa beliau akan dimakamkan di Westminster Abbey, tetapi sang istri menuruti permintaannya dan memakamkannya di pemakaman kecil di Broadstone, Dorset.[57] Beberapa ilmuwan terkemuka dari Britania membentuk suatu kepanitiaan agar sebuah medali Wallace ditempatkan di Westminster Abbey dekat tempat Darwin dimakamkan. Medali tersebut diresmikan pada tanggal 1 November 1915.

Rujukan

WikiPedia: Alfred_Russel_Wallace http://www.100welshheroes.com/en/biography/alfredr... http://quigleyscabinet.blogspot.com/2010/07/cabine... http://www.livescience.com/18115-alfred-russel-wal... http://www.michaelshermer.com/darwins-shadow/excer... http://ngm.nationalgeographic.com/2008/12/wallace/... http://www.nature.com/news/shipping-timetables-deb... http://www.newyorker.com/arts/critics/atlarge/2007... http://www.nytimes.com/2013/11/05/opinion/the-anim... http://opwall.com/about-us/alfred-russel-wallace-g... http://www.space.com/13510-water-mars-search-life....